Senin, 07 Januari 2013

BanyuTowo>>dukuhseti Pati

ini tempat jadi pas macam kayak kita pergi ke pantai maroon gitu...pada pernah pergi ke pantai maroon kan....bedanya..kalo maroon pasir nya Item kalo disini Pasir putih brai.....






iseng punya iseng....jalan jalan pagi saya membuahkan foto sunrise...di Pantai Banyutowo..Pati....mungkin ini penemuan...karena sepanjang perjalanan saya mengitari bumi indonesia belum menemui tempat yg seperti ini...tempat tak bernama...disini banya nelayam lokal...ada pelelangan ikan...jadi yg mau ngecamp ga usah susah buat bawa lauk dari rumah (mambu bes)...


bagi yang pengen kesini saya jujur gak bisa mengarahkan naek angkutam umumnya...pokoknya gini aja..ini tak kasih gambar ntar di kopi paste aja ya...pada punya GPS kan <<<gak punya??hadeh....hpnya nokia??punya nokia map kan???gak punya juga??yo wes mandeg o warnet disit....


Kamis, 03 Januari 2013


TIPS MENDAKI GUNUNG LAWU


sedit berbagi tips dari kakak kakak kita Bram hardi Saputro


pemilihan jalur yang tepat;
  1.     bagi anda yang baru pertama kali dan awam dalam dunia pendakian, kami menyarankan untuk naik lewat cemoro sewu, karena jalur sudah disusun rapi dan berundak, jadi kemungkinan tersesat kecil
  2.   jika naik via cemoro sewu, turun bisa lewat cemoro kandang. karena jalur relative lebih landai dan tidak disusun berundak dengan batu  jadi lebih bersahabat  bagi lutut.



persiapan kondisi fisik dan mental:
  1.          pastikan kondisi badan anda fit
  2.       .  mental prima dan kemauan kuat untuk sampai puncak, karena badan fit namun mental down akan percuma jika melakukan pendakian akibatnya


akses ke gunung lawu:
  1.          naik kendaraan umum, dari tirtonadi naik bis solo-tawangmangu, dilanjutkan naik omprengan(sejenis L300) sampai cemoro sewu atau cemoro kandang.
  2.          naik kendaraan pribadi, semua kendaraan bisa mencapai ke cemoro sewu atau cemoro kandang. akses jalan kesana relative landai dan bagus. namun traveler harus tetap wapada karena jalan berkelok dan bersinggungan dengan jurang.

peta pendakian gunung lawu

perbekalan dan barang bawaan:
  1.          bawalah bekal secukupnya, disarankan makanan yang kaya akan karbohidrat. seperti camilan biscuit dan gula merah
  2.         Air adalah hal mutlak dalam pendakian, 1 botol ukuran 1,5L sudah cukum karena diantara pos 4 dan pos 5 ada sumber air , yaitu sendang drajat.
  3.        bawalah uang, karena di pos 5 ada warungnya mbok yem. disana ada soto, pecel, indomie dll.
  4.       bawalah jaket karena cuaca diatas sangat dingin


trik menikmati sunrise si puncak:
usahakan bermalam di post terakhir atau warung mbok yem, karena jarak dari pos terakhir ke puncak relative sangat dekat, jadi para pendaki yang ingin menikmati sunrise dipuncak kami sarankan untuk bermalam disini.


lain-lain:
  1.          bawalah battery kamera cadangan, karena banyak sekali panorama indah yang harus diabadikan
  2.         jangan lupa bawa jah hujan , selain untuk menahan air ketika hujan, bisa juga digunakan sebagai alas dan tenda darurat
  3. .       jika mendaki dalam jumlah personil yang besar, bawalah HT sebagai sarana komunikasi
  4.        jagalah sopan santun dan tata karma, sapalah masyarakt sekitar dan sesame pendaki. karena merekalah yang pertama menolong ketika terjadi suatu hal yang tidak diinginkan.
  5.  .     hormati budaya dan tempat tempat sacral di gunung lawu. ingat bagaimanapun juga kita adalah tamu
  6.        hindari sifat sombong dan takabur.  karena kita tidak tau yang akan terjadi di atas



sekian, itulah sedikit tips dari kami yang harus dipersiapkan traveler ketika ingin mendaki gunung lawu, semoga berhasil menikmati sunrise di puncak hargo dumilah

Gunung Kelimutu Road Trip


Gunung kelimutu yang berketinggian 1.690 mdpl merupakan gunung yang unik dan menarik karena memiliki kawah yang berupa 3 danau yang mana 3 danau tersebut mempunyai tiga warna berbeda.
Gunung ini berada di Desa Perno Kecamatan Kelimutu Kabupaten Ende Flores, Nusa Tenggara Timur. Kelimutu merupakan gabungan kata dari “keli ” yang berarti gunung dan kata “mutu” yang berarti mendidih. Menurut kepercayaan penduduk setempat, warna – warna pada danau Kelimutu memiliki arti masing – masing dan memiliki kekuatan alam yang sangat dahsyat.
Danau ini dikenal dengan nama Danau Tiga Warna karena memiliki tiga warna yang berbeda, yaitu merah, biru, dan putih. Walaupun begitu, warna – warna tersebut selalu berubah – ubah seiring perjalanan waktu. Tak kurang sudah 12 kali perubahan warna terjadi dalam waktu 25 tahun terakhir ini. Danau pertama dan kedua letaknya sangat berdekatan, sedangkan danau ketiga terletak menyendiri sekitar 1,5 km di bagian Barat. Perubahan warna ini diduga akibat adanya pembiasan cahaya matahari, adanya mikro biota air, terjadinya zat kimiawi terlarut, dan akibat pantulan warna dinding dan dasar danau.
Danau atau Tiwu Kelimutu dibagi atas tiga bagian yang sesuai dengan warna – warna yang ada di dalam danau. Danau berwarna biru atau “Tiwu Nuwa Muri Koo Fai” merupakan tempat berkumpulnya jiwa muda – mudi yang telah meninggal. Danau yang berwarna merah atau “Tiwu Ata Polo” merupakan tempat berkumpulnya jiwa orang – orang yang telah meninggal dan selama ia hidup selalu melakukan kejahatan / tenung. Sedangkan danau berwarna putih atau “Tiwu Ata Mbupu” merupakan tempat berkumpulnya jiwa – jiwa orang tua yang telah meninggal.
Luas ketiga danau itu sekitar 1.051.000 meter persegi dengan volume air 1.292 juta meter kubik. Batas antar danau adalah dinding batu sempit yang mudah longsor. Dinding ini sangat terjal dengan sudut kemiringan 70 derajat. Ketinggian dinding danau berkisar antara 50 sampai 150 meter.
Awal mulanya daerah ini diketemukan oleh Van Such Telen, warga negaraBelanda, tahun 1915. Keindahannya dikenal luas setelah Y. Bouman melukiskan dalam tulisannya tahun 1929. Sejak saat itu wisatawan asing mulai datang menikmati danau yang dikenal angker bagi masyarakat setempat. Mereka yang datang bukan hanya pencinta keindahan, tetapi juga peneliti yang ingin tahu kejadian alam yang amat langka itu. Bagi penggemar hiking dan menyukai keindahan alam di desa pegunungan tropis, berwisata ke tempat ini merupakan pilihan terbaik.
Kawasan Kelimutu telah ditetapkan menjadi Kawasan Konservasi Alam Nasional sejak 26 Februari 1992. Untuk mencapai Gunung Kelimutu yang pernah meletus di tahun 1886 ini, butuh “ perjuangan” tersendiri. Dari Kota Maumere, Kabupaten Sikka, Propinsi Nusa Tenggara Timur, butuh waktu sekitar 3 jam dengan mobil sewaan dengan kondisi jalan yang tidak terlalu bagus, berkelak – kelok, melintasi jurang dan tebing. Kita akan menemui kampung terdekat dengan kawah gunung Kelimutu yang bernama Kampung Moni. Kampung ini terletak di Desa Koanara, Kecamatan Wolowaru, Kabupaten Ende yang berjarak 13 kilometer dari Danau Kelimutu. Dari Moni hanya dibutuhkan waktu sekitar 45 menit untuk mencapai bibir Danau Kelimutu.
Selain dari Maumere, Kelimutu juga dapat dicapai dari Ende menggunakan bus antarkota ataupun kendaraan sewaan, dengan harga dan waktu perjalanan yang relatif tidak jauh berbeda. Dari ibukota Propinsi NTT, yakni Kupang , pengunjung dapat menggunakan pesawat menuju kota Ende, di Pulau Flores, dengan waktu tempuh mencapai 40 menit. Kelimutu terletak sekitar 66 kilometer dari Kota Ende dan 83 kilometer dari Kota Maumere.
Di Kampung Moni banyak dijajakan kain tenun Lio yang menjadi salah satu produk khas lokal disana dan dijual oleh penduduk setempat kepada para wisatawan. Di Kampung Moni pula terdapat penginapan yang bisa dipakai oleh wisatawan untuk menginap atau beristirahat. Terdapat sekitar 20 homestay yang dikelola penduduk dengan tarif Rp 25.000 – Rp 50.000 per malam sedangkan cottage milik pemerintah bertarif Rp 75.000 – Rp 85.000. per malam.Edelweis, Pinus dan Cemara adalah sejumlah tumbuhan yang dapat kita temui saat memasuki kawasan Kelimutu.